Langsung ke konten utama

Gaya Bahasa Dalam Iklan



MAKNA GAYA BAHASA DALAM IKLAN

Dari sebelas sampel Iklan Unilever yang diunduh dari situs Youtube ditemukan  lima belas gaya bahasa yang digunakan PT. Unilever untuk menarik perhatian kosumen. Adapun gaya bahasa yang ditemukan dapat terlihat pada tabel berikut. 

No
Gaya bahasa
Kalimat
Iklan
        1.       
Simile
Setiap aku melihatnya, terasa seperti pertama kali bertemu
Pond’s Flawless White
        2.       
Metafora
Sepuluh tahun berlalu, tapi ia tetap secantik pertama kali bertemu
Pond’s Flawless White
        3.       
Personifikasi
Nikmati kesegaran yang memukau dari Close Up baru
Pasta gigi Close Up
        4.       
Gaya bahasa metomini
Close Up lebih dekat lebih baik
Pasta gigi Close Up
        5.       
Sinekdoke pars pro toto
Keajaiban cantik muda dimulai dari sekecil ini
Citra Hazelin
        6.       
Sinekdoke totum pro parte
Teh Sariwangi, pilihan Indonesia.
Teh Sariwangi
        7.       
Hiperbola
Gue Ivan, basket adalah segalanya buat Gue
Mi Sedap
        8.       
Paradoks
Kasih ibu memang tak hingga, tapi kini cukup seribu untuk mengungkapkannya
Margarin
        9.       
Klimaks
untuk rasa ayam yang sebenarnya
Royco
      10.   
Antiklimaks
Menghilangkan noda bandel, saus dan minyak goreng dalam sekali kucek
Rinso
11.   
Repetisi
mari ngeteh mari bicara
Teh Sariwangi
12.   
Paralelisme
Kulitku tampak lebih cerah dan cantik lebih muda
Body Lotion Citra
13.   
Aliterasi
Aku, kotaku, Ok lagi!
Rexona Men
14.   
Gaya bahasa elipsis
Pond’s flawless white, buktikan sendiri perbedaannya
Pond’s Flawless White
15.   
Retoris
Kamu kira kamu akan berkeringat bila aktif bergerak? Kamu yakin?
Rexona Men

Menurut Keraf (2010:138) persamaan atau simile adalah perbandingan yang bersifat eksplisit. Pada iklan produk PT. Unilever ditemukan gaya bahasa simile yaitu pada iklan  Pond’s Flawless White....setiap aku melihatnya, seperti pertama kali bertemu. Gaya bahasa simile ditandai kata seperti yang menjadi pembanding secara langsung dalam kalimat tersebut. Majas yang digunakan pada iklan ini akan menimbulkan keinginan pembeli agar pembeli tertarik menggunakan produk Pond’s. Pembeli dibujuk dengan iming-iming cantik sepanjang masa ketika menggunakan produk pond’s.

Gaya bahasa selanjutnya yaitu metafora, “Metafor merupakan majas perbandingan yang diungkapkan secara singkat dan padat” (Kosasif (2002:255). Metafor digunakan pada iklan Pond’s flawless white. Sepuluh tahun berlalu, tapi ia tetap secantik pertama kali bertemu. Pada kalimat iklan tersebut membandingkan kecantikan sepuluh tahun yang lalu dengan yang sekarang. Akan tetapi, kata-kata pembanding seperti, bagi, bak, ibarat, dan seumpama tidak digunakan. Namun, pada dasarnya kalimat itu tetap membandingkan hal yang berbeda. Masih sama dengan iklan sebelumnya, majas dengankata seperti mengisyaratkan supaya pembeli tergiur untuk menggunaka produk pond’s agar terlihat cantik seperti sepuluh tahun yang  lalu. Seolah-olah kecantikan sekarang masih sama dengan kecantikan sepuluh tahun lampau.

       Gaya bahasa personifikasi juga digunakan pada iklan produk pasta gigi Close Up. “Personifikasi merupakan majas yang memberi sifat-sifat benda mati dengan sifat-sifat seperti manusia sehingga dapat bersikap dan bertingkah laku selayaknya manusia” (Nurgiyantoro, 2005:229). Nikmati kesegaran yang memukau dari Close Up baru. Kalimat ini merupakan gaya bahasa personifikasi ditandai oleh kata memukau. Close Up merupakan benda mati berupa pasta gigi, sedangkan memukau merupakan sifat yang lazim dimiliki manusia. Personifikasi ini digunakan pada iklan pasta gigi Close Up agar kesegaran Close Up dapat melebihi pasta gigi lainnya.
       Pada iklan yang sama, pasta gigi Close Up, digunakan pula majas metomini pada kalimat Close Up lebih dekat lebih baik. Metomini menurut Pradopo (2010:77) adalah bahasa kias yang berupa nama. Pada iklan ini disebutkan secara tegas nama produk pasta gigi yaitu Close Up dengan demikian,  masyarakat akan ingat dengan merek pasta gigi yang diiklankan bukan pasta gigi lain.

       Gaya bahasa sinekdoke, baik sinekdoke pars pro toto dan sinekdoke totum pro parte digunakan PT. Unilever untuk mengorbitkan produknya. Kedua majas ini terdapat pada iklan  Citra Hazelin dan iklan teh Sariwangi. Gaya bahasa sinekdoke pars pro toto digunakan pada iklan  Citra Hazelin yaitu kalimat Keajaiban cantik muda dimulai dari sekecil ini. Sinekdoke pars pro toto dimaknai perawatan kecantikan dimulai dari hal yang kecil saja, akan tetapi pada dasarnya untuk mendapatkan kecantikan adalah dengan perawatan keseluruhan namun diwakili dengan perawatan minimal. Sedangakn sinekoke totum pro parte digunakan pada produk teh Sariwangi. Gaya bahasa ini berupa kalimat Teh Sariwangi, pilihan Indonesia. Pada kalimat ini menggunakan kata Indonesia berarti keseuruhan orang Indonesia memilih Sariwangi, padahal tidak semuanya memilih teh ini. Penggunaan gaya bahasa ini agar pembeli menganggap semua orang menggunakan produk ini, sehingga orang yang melihat iklan akan ikut-ikutan membeli produk yang diiklankan.

       Pada iklan Mi Sedap, PT. Unilever menggunakan gaya bahasa hiperbola. Menurut Nurgiyantoro (2005:300) hiperbola merupakan suatu cara penuturan yang bertujuan menekankan maksud dengan melebih-lebihkan. Kalimat yang berlebihan pada iklan ini yaitu Gue Ivan, basket adalah segalanya buat Gue Pada kalimat ini dinyatakan bahwa basket adalah segalanya bagi Ivan, pernyataan ini dirasa terlalu berlebihan karena tidak mungkin manusia bisa hidup hanya dengan bermain basket, sebagai manusia normat tentunya membutuhkan sandang, pangan, dan papan. Penggunaan gaya bahasa ini bertujuan untuk meyakinkan pembeli bahwa me Sedap itu adalah mi yang paling berkualitas dianding dengan mi yang lainnya. Karena si Ivan menganggap bahwa mi Sedap segalanya bagi hidupnya.

       Gaya bahasa paradoks digunakan pada iklan Margarin. “Paradoks adalah cara penekanan penuturan yang sengaja menambilkan pertentangan di dalamnya”  Nurgiyantoro (2005:300). Paradoks pada iklan Margarin terdapat pada kalimat  Kasih ibu memang tak hingga, tapi kini cukup seribu untuk mengungkapkannya. Kalima ini bertentangan dari sebuah kebiasaan contoh ini mempertentangkan antara kasih ibu yang tidak terhingga dengan cara mengungkapkan kasih ibu yang hanya bisa diberikan dengan seribu rupiah. Padahal lazimnya sesuatu yang tidak terhinggan adalah hasil pengorbanan yang besar. Penggunaan gaya bahasa ini pada ikln margarin mengajak pembeli untuk memakai margarin, karena dengan harga seribu rupiah sudah seperti kasih sayang ibu.

       Gaya bahasa klimaks digunakan pada iklan Royco. “Gaya bahasa klimaks diturunkan dari kalimat yang bersifat periodik. Kliaks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentingannya dari gagasan sebelumnya” (Keraf, 2010:124). Klimaks ditemukan pada kalimat Royco untuk rasa ayam yang sebenarnya. Gaya bahasa klimaks pada contoh ini dinyatakan bahwa Royco adalah unsur yang paling penting dalam memasak sehingga untuk mendapatkan cita rasa ayam yang sebenarnya harus memakai Royco sebagai bumbu masakan. Gaya bahasa seperti ini memperlihatkan kelezatan Royco itu seperti ayam yang sebenarnya.

       Gaya bahasa antiklimaks digunakan pada iklan Rinso. Menurut Keraf (2010:125) bahwa gaya bahasa antiklimaks ditandai dengan kalimat yang menyatakan urutan dri yang penting ka bagian yang kurang penting. Pada iklan Rinso digunakan kalimat menghilangkan noda bandel, saus dan minyak gorengan. Kalimat ini ditandai dengan penjelasan dari makna yang tidak penting, selanjutnya agak penting atau hanya tambahan. Pertama dijelaskan mengenai hal penting dari iklan yaitu mengenai kegunaan atau fungsi Rinso, setelah itu dilanjutkan mengenai objek atau sasaran dari Rinso, lalu dilanjutkan dengan keterangan tambahan bahwa hanya dengan cara pemakaian Rinso. Penggunaan gaya bahasa seperti ini akan menunjukkan keunggulan Rinso yang mampu menghilangkan segala noda. Dengan demikian pembeli akan percaya dengan keampuhan Rinso.

       Gaya bahasa repetisi digunakan pada iklan teh Sariwangi. Menurut Keraf (2010:127) repetisi merupakan pengulangan kata baik suku kata maupun kata pada kalimat dengan tujuan memberi penekanan. Repetisi ditunjukkan pada kalimat Mari ngeteh mari bicara.  Berdasarkan kalimat tersebut terdapat pengulangan kata mari. Penggulangan kata pada majas yang digunakan menjadi penegas kata bahwa Sariwangi akan mudah diingat pembeli.

       Gaya bahasa Aliterasi gaya bahasa yang menyamakan bunyi dan irama (Keraf, 2010:133). Aliterasi terdapat pada iklan Rexona Men yaitu pada kalimat Aku, kotaku, Ok lagi!. Pada kalimat tersebut terdapat kesamaaan bunyi dan irama yang ditimbulkan oleh konsonan “K” sehingga menghasilkan musikalitas tuturan.

       Gaya bahasa elipsis  digunakan pada iklan Pond’s Flawless White. “Elipsis adalah suatu gaya yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah diisikan atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca atau pendengar, sehingga struktur  gramatikal atau pola kalimatnya memenuhi pila berlaku” (Keraf, 2010:132). Kalimat yang menunjukkan lipsis yaitu Pond’s flawless white, buktikan sendiri perbedaannya. Kalimat ini merupakan kalimat yang menggantung, jadi untuk kelanjutannya pendengar bisa menafsirkan sendiri. Jadi, Ponds membiarkan masyarakat membiarkan masyarakat menafsirkan perbedaan setelah memakai Ponds. Penggunaan gaya bahasa seperti ini akan menantang rasa ingin mencoba konsumen pada produk ini. Ketika konsumen merasa tertantang maka ia akan membeli produk yang diiklankan.

       Gaya bahasa retoris digunakan pada iklan Rexona Men. Keraf (2010:128) mengemukakan bahwa gaya bahasa retoris merupakan gaya bahasa yang mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan namun tidak membutuhkan jawaban dari pembaca atau pendengar. Gaya bahasa retoris ini terlihat pada kalimat Kamu kira kamu akan berkeringat bila aktif bergerak? Kamu yakin? . Kalimat ini merupakan kalimat pertanyaan yang tidak untuk dijawab oleh pemirsa. Pertanyaan tersebut hanya untuk menekankan kepada pemirsa bahwa kita berkeringat bukan karena aktif bergerak, dengan Rexona masalah keringat bisa diatasi. Penggunaan gaya bahasa seperti ini akan merangsang orang yang melihat iklan akan semakin mendorong pembeli untuk lebih tahu dengan produk yang diiklankan. Ketika pembeli merasa ingin tahu maka sudah pasti ia akan membeli produk yang diiklankan.

sumber : http://bahsss.blogspot.co.id/2014/01/makna-gaya-bahasa-dalam-iklan-produk-pt.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

komunikasi

K OMUNIKASI Kali ini yang akan dibahas adalah: 1.      Pengertian dari komunikasi 2.      Unsur-unsur komunikasi 3.      Bagaimana menyalurkan ide melalui komunikasi 4.      Hambatan-hambatan komunikasi 5.      Klasifikasi komunikasi dalam organisasi Dalam hidup bermasyarakat,orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain niscaya akan terisolasi dari masyarakatnya. Pengaruh keterisolasian ini akan menimbulkan depresi mental yang pada akhirnya membawa orang kehilangan keseimbangan jiwa. Oleh sebab itu menurut Dr.Everett Kleinjan dari East West Center Hawai,komunikasi sudah merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernafas. Sepanjang manusia ingin hidup maka ia perlu berkomunikasi. Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Profesor   Wilbur Schramm menyebutkan bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama l

CIRI-CIRI ORGANISASI

CIRI-CIRI ORGANISASI Secara sederhana, organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. Organisasi bisa disebut juga sebagai wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama . Sebagai makluk sosial,manusia membutuhkan bantuan manusia lainnya untuk mencapai sebuah tujuan yang tidak dapat mereka capai sendiri. Ciri-ciri Organisasi Sosial menurut Berelson dan Steiner(1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya. Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan